Sobat-sobat netizen sekalian dimanapun kalian berada, kali ini saya akan membahas mengenai konsep kemajuan suatu Negara dan potensi Indonesia menjadi negara maju.
Idealnya sebuah negara itu dikatakan maju apabila perekonomian, infrastruktur, pendapatan, kemakmuran penduduk, produktifitas dan teknologinya berada di atas rata-rata. Untuk mencapai level tersebut, diperlukan terobosan dan usaha yang tidak sedikit — serta memakan waktu yang tidak sebentar. Namun hal tersebut bukanlah hal yang mustahil bagi negara berkembang seperti Indonesia.
Bagi saya, Indonesia memiliki potensi sangat besar untuk menjadi negara yang maju. Selain didukung wilayah yang luas, penduduk yang banyak serta hasil alam yang melimpah — Indonesia juga memiliki sumber daya manusia yang bisa dikatakan kompetitif (misalnya: B J Habibie, Ricky Elson, dsb). Haruskah kita pesimis?
Mungkin sedikit koreksi mengenai salah satu kelebihan Indonesia — yaitu sumber daya alam yang melimpah. Hal itu sekilas memang terlihat menguntungkan, tapi sebenarnya justru membuat negeri ini menjadi terlena. Terlena dalam artian terlalu bergantung kepada hasil alam, ketimbang mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang kreatif dan inovatif. Alhasil, hal itu membuat kualitas sumber daya manusia kurang teratasi, sikap mental yang ingin serba instan serta ingin mendapatkan hasil lebih cepat ketimbang menjalani proses.
Bisa saya contohkan, misalnya Indonesia sebagai penghasil pasir silikon kemudian ingin cepat mendapatkan hasil dengan menjual pasir tersebut ke Korea. Kemudian oleh Korea, pasir tersebut diolah menjadi papan silikon yang merupakan komponen paling penting dalam alat elektronik maupun gadget. Korea kemudian menjual papan silikon tersebut ke Indonesia dengan harga yang berkali-kali lipat lebih mahal dari harga pasir silikon. Bukankah hal itu sangat merugikan bagi negara kita? Andai saja negeri kita mau menjalani ‘proses’ yang lebih lama lagi — yakni dengan mengolah pasir silikon tersebut menjadi papan silikon. Bukankah harga jualnya akan jauh lebih tinggi? Atau alasan kita karena kita tidak bisa mengolah sendiri karena keterbatasan teknologi, sehingga harus menjual dalam bentuk mentah? Saya kira itu adalah alasan klasik dari orang bermental tempe yang tak mau belajar dan berusaha. Perlu diketahui, kita ataupun orang Korea itu sama-sama manusia. Sama-sama makhluk ciptaan Tuhan. Memiliki otak yang sama juga. Apa yang membedakan? Jawabannya adalah KARAKTER. Sebagian besar penduduk Korea itu berkatakter penuh semangat dalam bekerja keras, serta pantang menyerah. Sedangkan Indonesia? Sebagian besarnya adalah PEMALAS yang menginginkan HASIL lebih tanpa berusaha lebih keras.
Pesan saya kepada diri saya sendiri dan masyarakat Indonesia lainnya, mari perbaiki karakter kita. Prioritaskan MELAKUKAN YANG TERBAIK, dan anggaplah HASIL itu hanyalah BONUS.
Faktor lain kemajuan suatu bangsa adalah tentang pasar. Pasar yang saya maksud bukanlah pasar tradisional atau pasar modern (mall). Yang saya maksud adalah, negara maju itu menjadikan negara lain sebagai PASAR bagi hasil produksinya. Mereka juga meminimalisir para penduduknya dalam membeli produk-produk dari luar negaranya. Misalnya saya contohkan: Perusahaan SAMSUNG dari Korea menjadikan Indonesia sebagai pasar bagi produknya. Dan Korea sendiri meminimalisir penggunaan produk luar (semisal iPhone) berkembang biak di negaranya. Jadi produk SAMSUNG tersebut digunakan oleh pasar negara lain (Indonesia) dan juga pasar negerinya sendiri (Korea). Bisakah Indonesia seperti itu? Jawabannya BISA, tapi ada tapinya. Asalkan Indonesia bisa menciptakan produk inovatif yang tak bisa diciptakan negara lain.
Saran saya untuk diri saya sendiri dan masyarakat Indonesia lainnya, marilah kita tanamkan pola pikir ‘out of the box’, yaitu pola pikir inovatif yang bisa melampaui pola pikir orang-orang hebat semacam Bill Gates dan Steve Jobs, misalnya: menciptakan mesin waktu, mobil terbang, gadget hologram, dsb (terdengar mustahil ya, hehehe). Tapi itu cuma saran saya yang sedikit hiperbola, untuk yang realistisnya silahkan anda-anda pikirkan sendiri — sesuai bidang dan passion masing-masing.
Demikian artikel ini saya tulis, semoga bermanfaat dan bisa menjadi inspirasi bagi kita semua.
Salam kreatif!
(oleh: @Ajie_Fabregas)